Kamis, 07 Januari 2016

HIPOTESIS DAN VARIABEL PENELITIAN SASTRA


ANTROPOSENTRISME KAPITALIS
TERHADAP ALAM DAN PEREMPUAN TANAH TABU:  
PERSPEKTIF EKOFEMINISME


 
#Judul Penelitian: 
 "Antroposentrisme Kapitalis Terhadap Alam dan Perempuan Tanah Tabu"

#Pertanyaan Penelitian:
  1. Bagaimana karakter antroposentrisme kapitalis terhadap alam Tanah Tabu dari perspektif ekofeminisme?
  2. Bagaimana ekofeminisme memosisikan tokoh perempuan Tanah Tabu?
  3. Mengapa tokoh perempuan dihadirkan pengarang sebagai pelaku perlawanan antroposentris?
 
    1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini merupakan asumsi jawaban sementara atas tiga pertanyaan penelitian yang sudah dirumuskan. Pada pertanyaan pertama, bagaimana karakter antroposentrisme kapitalis terhadap alam Tanah Tabu dari perspektif ekofeminisme. Dari pertanyaan pertama, didapatkan asumsi jawaban bahwa perilaku antroposentrisme kapitalis yang opresif, berusaha mengebiri paham konservatif suku Dani melalui reduksionis ilmu pengetahuan modern, dan mengambil alih kekuasaan SDA Lembah Baliem atas nama perorangan serta membangun kawasan industry modern mengakibatkan alam Lembah Baliem berada pada ujung kepunahan.
Pertanyaan kedua, bagaimana ekofeminisme memosisikan tokoh perempuan Tanah Tabu. Asumsi jawaban yang didapatkan bahwa kehidupan tokoh perempuan Tanah Tabu yang bergantung dengan alam, mengakibatkan dirinya menjadi korban sekaligus pelaku perlawanan antroposentrisme kapitalis Freeport.
Pertanyaan ketiga, mengapa tokoh perempuan dihadirkan pengarang sebagai pelaku perlawanan antroposentris. Asumsi jawaban yang didapat bahwa kedomestikan tokoh perempuan Tanah Tabu dalam hal bertani dan berdagang atau sebagai tulang punggung keluarga, secara tidak langsung akan melakukan perlawanan ketika alam Lembah Baliem tidak lagi bereproduksi lagi.
    1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri variable bebas dan variable terikat. Varibel bebas dalam penelitian ini terdiri dari dua poin. Variable bebas pertama adalah kerangka konseptual antroposentrisme kapitalis yang superioritas atas alam, melanggengkan proyek pembangunan kapitalis, berpondasikan ilmu pengetahuan modern yang reduksionis telah mengakibatkan alam sebagaimana objek jajahan serta menempatkan kaum perempuan dalam wilayah kemiskinan dari alamnya.
Variabel bebas kedua adalah terjadinya antroposentris alam menyebabkan dualisme peran kaum perempuan, sebagai korban dan pelaku perlawanan. Oleh karena itu, menjadikan kaum perempuan memiliki peran utama dalam menentang terjadinya antroposentrisme kapitalis terhadap alamnya.
Sedangkan, variable terikat adalah tatanan alam Lembah Baliem yang hancur dan tidak bereproduksi lagi serta bentuk-bentuk ketimpangan sosial tokoh perempuan dalam Tanah Tabu.