Senin, 16 Mei 2011

Teknik Pengembangan Masalah Penelitian

Teknik Pengembangan Masalah Penelitian

Menurut Howard & Sharp (1986) teknik pengembangan masalah penelitian menggunakan tiga pendekatan yakni analogi, mengembangkan peta permasalahan, dan analisis morfologi.
1.Analogi
Pendekatan analogi di dalam proses pengembangan penilitian sebagai inspirasi bagi peniliti untuk mengembangkan pemikiran yang sejalan dengan paradigma penilitian yang telah ada. Selain itu pendekatan analogi juga memberikan inspirasi digunakannya metodelogi yang telah terbukti sukses yang sebelumnya sudah dilakukan oleh peniliti lain.
Sebagai contoh peniliti yang tertarik akan masalah pengembangan kurikulum pendidikan yang ada di Indonesia dapat menggunakan pendekatan penelitian yang sudah pernah diterapkan di negara lain.
2.Peta Permasalahan
Peta permasalahan dapat dimanfaatkan oleh peniliti untuk mengembangkan masalah penilitian dengan menjabarkan ide-ide terkait berlandaskan suatu konsep dasar. Sehingga diharapakan adanya peta permasalahan ini peniliti dapat menjabarkan masalah yang dikaji dan kemudian dapat memfokuskan kajiannya pada topik permasalahannya.
3.Analisis Morfologis
Analisis morfologis bertumpu pada suatu proses yang terdiri dari tiga langkah di dalam pengembangan masalah penilitian. Berikut ketiga langkah tersebut:
a)Identifikasi faktor-faktor utama dari suatu masalah.
b)Mendaftar berbagai tingkatan dari faktor-faktor tersebut.
c)Merumuskan berbagai pola hubungan yang mungkin terjadi antara faktor-faktor tersebut.

Sumber masalah penelitian

Sumber masalah penelitian


Sumber masalah penelitian adalah alam semesta dengan segala isi semua fenomena yang ada di dalamnya. Peneliti bertugas untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul dari keberadaan dan dinamika semesta tersebut. Dalam perakteknya, seorang peneliti sering mengalami kendala-kendala yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang dangkal trivial dan parsial atau isolated. Sebagian dari calaon peneliti dalam menemukan masalah penelitian sering menggunakan cara-cara yang praktis dengan menggunkan ‘sumber-sumber sekunder’ yaitu library atau kepustakaan. Salah satu ukuran yang biasa dipakai untuk menilai bahan pustaka sebagai sumber masalaah adalah aktualisasi atau kekinian isi sumber berita.
Howard dan Sharp mengurutkan gradasi nilai bahan-bahan pustaka tersebut sebagai sunber masalah penelitian sebagai berikut:
1.Tesis dan desertasi
2.Artikel dalam jurnal akademik dan profesional
3.Laporan penelitian
4.Buku dan tinjauan buku
5.Kominikasi dengan ahli-ahli bidang yang terkait
6.Pendapat para ‘pemakai’ hasil penelitian
7.Hasil diskusi dengan teman sejawat
8.Media lain dalam arti luas
Penyimpangan-penyimpangan dari sesuatu yang rutin sering dapat diidetifikasi dengan cermat oleh awam (sekalipun) yang akrab demngan situasi dan dan kebiasaan etempat yang telah berlangsung lama. Ini seringkali menjadi sumber masalah penelitian yang potensial, sehingga seorang calaon peneliti haris melakuka evaluasi yang seksama sebelium benar-benar diangkat sebagai suatu fokus kajian.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMP KELAS VIII BAHASA INDONESIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
DAN MATERI AJAR “PEMBUATAN SLOGAN DAN POSTER”


PRAKTEK PENGAJARAN MIKRO


Oleh
MOH. BADRUS SOLICHIN
NIM.080210402002






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011



Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Sekolah : SMPN 1 Jember
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/ 1
Alokasi Waktu : 1 x 15 menit

I.Standar Kompetensi :
Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan atau poster.

II.Kompetensi Dasar :
Menulis slogan atau poster untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi, serta persuasif.

III.Indikator :
Menjelaskan pengertian, struktur pembuatan slogan dan poster
Membuat slogan atau poster untuk berbagai kegiatan

IV.Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu:
Membuat slogan dan poster dengan memperhatikan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi, serta persuasif.

V.Materi Ajar :
Pengertian slogan dan poster
Struktur pembuatan slogan dan poster
Contoh slogan dan poster

VI.Metode Pembelajaran :
Ceramah
Demokrasi
Latihan
VII.Langkah-Langkah Pembelajaran
A.Kegiatan Awal :
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Menggali pengetahuan siswa tentang slogan dan poster
B.Kegiatan Inti :
Menjelaskan pengertian, struktur pembuatan slogan dan poster
Bertanya jawab dengan siswa tentang cara membuat slogan dan poster
Memperlihatkan contoh slogan dan poster
Membuat slogan dan poster dengan tema bebas
C.Kegiatan Akhir :
Memberikan penguatan materi yang baru dibelajarkan
Menyimpulkan pelajaran tentang cara membuat slogan dan poster untuk berbagai keperluan

VIII.Sumber/Bahan/Alat :
Slogan dan poster dari majalah, surat kabar, dan internet.
Buku Paket Bahasa dan Sastra Indonesia 2, untuk SMP/MTS Kelas VIII

IX.Penilaian :
Bentuk tes: Lisan dan Tulis
No.
Aspek Penilaian
Bobot
Nilai
1.
Kemampuan menulis slogan/poster
a. Tepat (3)
b. Kurang tepat (2)
c. Tidak tepat (1)
5

2.
Pilihan kata dan kalimat
a. Benar (3)
b. Kurang benar (2)
c. Tidak benar (1)
5

3.
Membedakan antara slogan, poster, dan pengumuman
a. Tepat (3)
b. Kurang tepat (2)
5

Keterangan:
Skor maksimum 3 (3 x 5) = 45
skor perolehan
Nilai perolehan siswa = x 100 =4545 x 100 = 100
skor maksimum

CONTOH PERUMUSAN DEFINISI OPERASIONAL DI DALAM SEBUAH PENILITIAN

A.JUDUL PENILITIAN
Implementasi Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
Pada Tingkat Pemahaman Siswa SMAN Rambipuji Kelas X a
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia



B.DEFINISI OPERASIONAL
Menurut Tuckman (1978) definisi operasional dibagi menjadi tiga tipe: Definisi Operasional Tipe A, Definisi Operasional Tipe B, Definisi Operasional Tipe C. Dari judul penilitian di atas dapat diketahui definisi operasionalnya sebagai berikut.

1.Definisi Operasioanal Tipe A
Adalah perumusan dalam bentuk suatu tindakan yang harus dilakukan untuk memunculkan fenomena atau keadaan seperti apa yang dimaksud. Sehingga dari judul di atas dapat diketahui definisi operasionalnya berupa variabel Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik).
Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) adalah metode yang bersumber pada ilmu jiwa yang berpandangan bahwa pengamatan dan penglihatan pertama manusia adalah global atau bersifat menyeluruh. Dengan demikian segala sesuatu yang diperkenalkan pada murid haruslah mulai ditunjukan dan diperkenalkan struktur totalitasnya atau secara global.


2.Definisi Operasioanal Tipe B
Adalah perumusan dalam bentuk deskripsi tentang bagaimana suatu objek (benda tertentu) beroperasi, yakni apa yang dilakukan atau terdiri dari apa ciri-ciri dinamis objek tersebut. Sehingga dari judul di atas dapat diketahui definisi operasionalnya berupa variabel Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah proses pengajaran bahasa Indonesia baik pembelajaran kompenen kebahasaan ataupun kesusastraan pada siswa di kelas. Upaya-upaya yang dilakukan di dalam pembelajaran dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran.
3.Definisi Operasioanal Tipe C
Adalah perumusan dalam bentuk deskripsi objek atau fenomena tentang seperti apa atau terdiri dari apa ciri-ciri statis objek atau fenomena penelitian. Sehingga dari judul di atas dapat diketahui definisi operasionalnya berupa variabel Tingkat Pemahaman Siswa.
Tingkat pemahaman yang dimaksud dalam penilitian ini adalah bagaimana cara mengukur tingkat kemampuan siswa di dalam mencerna materi bahasa Indonesia yang diajarkan oleh guru di kelas.

MATERI PEMBELAJARAN BIPA

MATERI PEMBELAJARAN BIPA




Oleh

1.MOH. BADRUS SOLICHIN (080210402002)
2.SEPTIAN HELMI N (080210402003)
3.DEWI INDAH F (080210402006)
4.LUSI AGUSTINI D (080210402021)
5.ISTI AINURRAHMA (080210402022)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011


A.Tujuan Pembelajaran
Mengenali organ tubuh melalui media lagu
Mampu mengucapkan kosa kata bahasa Indonesia dengan baik dan benar
Mampu menunjukkan bagian-bagian organ tubuh berdasarkan lagu yang telah dinyanyikan

B.Mengenal dan Menunjukkan Bagian Organ Tubuh
1.Lirik Lagu
Dua Mata Saya
Dua mata saya
Hidung saya satu
Dua kaki saya, pakai sepatu baru
Dua telinga saya, yang kiri dan kanan
Satu mulut saya, tidak berhenti makan

Melalui lagu di atas, peserta didik diharapkan mampu menyanyikan lagu dengan irama dan lirik yang benar. Diharapkan peserta didik mampu memahami (menunjukkan) masing-masing bagian organ tubuh yang disebutkan pada lirik lagu tersebut dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2.Pengertian Organ Tubuh
Organ tubuh adalah bagian dari tubuh manusia yang memiliki fungsi tertentu. Bagian-bagian organ tubuh dapat diketahui sebagai berikut:
a)Mata
Mata adalah organ tubuh manusia yang berfungsi untuk melihat.
b)Hidung
Hidung adalah organ tubuh manusia yang berfungsi untuk mencium.
c)Kaki
Kaki adalah organ tubuh manusia yang berfungsi untuk berjalan.
d)Telinga
Telinga adalah organ tubuh manusia yang berfungsi untuk mendengar.
e)Mulut
Mulut adalah organ tubuh manusia yang berfungsi untuk makan.

3.Suku Kata
Suku kata adalah gabungan dari beberapa bunyi vokal dan bunyi konsonan. Bunyi vokal terdiri dari ‘a, i, u, e, o’, sedangkan yang termasuk bunyi konsonan adalah bunyi selain vokal.

a)Mata
ma – ta
b)Hidung
Hi – dung
c)Kaki
Ka – ki (Jika vokal berada ditengah konsonan, maka penulisanya dipisah).
d)Telinga
Te – li – nga
e)Mulit
Mu – lut


Gambar Organ Tubuh!!!!!!!!!!!!!!


C.Latihan Soal!

1.Sebutkan organ tubuh selain yang terdapat pada lagu!
2.Jelaskan masing-masing fungsi dari organ tubuh tersebut!
3.Tentukan penulisan suku kata dari organ tubuh yang telah anda sebutkan!

CONTOH PERUMUSAN DEFINISI OPERASIONAL DARI JUDUL PENILITIAN

PERUMUSAN DEFINISI OPERASIONAL DARI JUDUL PENILITIAN: REPRESENTASI AYU SUTARTO TERHADAP PROSES KREATIF NOVEL PERJALANAN HATI SEORANG LELAKI



Oleh
MOH. BADRUS SOLICHIN
NIM.080210402002






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011
A.JUDUL PENELITIAN
Representasi Ayu Sutarto Terhadap Proses Kreatif Novel
Perjalanan Hati Seorang Lelaki

B.DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional di dalam sebuah penilitian bertujuan untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam menafsirkan istilah yang berkaitan dengan judul atau kajian penilitian. Menurut Tuckman (1978) definisi operasional dibagi menjadi tiga tipe: Definisi Operasional Tipe A, Definisi Operasional Tipe B, Definisi Operasional Tipe C.
Sedangkan dari judul penilitian di atas dapat diketahui definisi operasionalnya sebagai berikut:
1.Definisi Operasional Tipe A
Dapat dirumuskan dalam bentuk tindakan yang harus dilakukan untuk memunculkan fenomena atau keadaan seperti apa yang dimaksud. Sehingga jika dikaitkan dengan judul penilitian di atas, dapat diketahui definisi operasional tipe A berupa variabel Psikologi Karya.
Psikologi karya adalah dorongan kejiwaan pengarang terhadap karya. Dorongan ini akan menentukan bagaimana proses krestif karya harus terwujud. Dengan pengertian tersebut, berarti karya yang dihasilkan selalu terlibat dalam segala aspek hidup dan kehidupan pengarang. Hal ini tidak terlepas dari pandangan dualisme yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri atas jiwa dan raga. Maka penelitian yang meggunakan pendekatan psikologi terhadap karya merupakan bentuk pemahaman dan penafsiran karya sastra dari sisi psikologi. Alasan ini didorong karena tokoh-tokoh dalam karya sastra dimanusiakan, mereka semua diberi jiwa, mempunyai raga bahkan seperti kenyataan manusia yang diciptakan oleh pengara

2.Definisi Operasional Tipe B
Dapat dirumuskan dalam bentuk deskripsi tentang bagaimana suatu objek (benda tertentu) beroperasi, yakni apa yang dilakukan atau terdiri dari apa ciri-ciri dinamis objek tersebut. Sehingga jika dikaitkan dengan judul penilitian di atas, dapat diketahui definisi operasional tipe B berupa variabel Proses Kreatif.
Proses Kreatif adalah daya juang seorang pengarang di dalam mewujudkan ide hingga menjadi sebuah karya. Proses kreatif yang dimaksud disini meliputi seluruh tahapan pengarang, mulai dari dorongan bawah sadar yang melahirkan karya sastra sampai pada perjalanan perbaikan terakhir yang dilakukan pengarang.

3.Definisi Operasional Tipe C
Dapat dirumuskan dalam bentuk deskripsi objek atau fenomena tentang seperti apa atau terdiri dari apa ciri-ciri statis objek atau fenomena tersebut. Sehingga jika dikaitkan dengan judul penilitian di atas, dapat diketahui definisi operasional tipe C berupa variabel Kepengarangan (Ayu Sutarto).
Kepengarangan (Ayu Sutarto) adalah bagaimana latar belakang seorang pengarang atau penulis di dalam menghasilkan karya sastra. Mengamati perjalanan kepengarangan Ayu Sutarto di dalam menghasilkan karya sastra sudah dimintainya semenjak ia mengenal buku sastra. Dari kegemaran inilah Ayu Sutarto mampu menghasilkan beberapa buku yang berkaitan tentang penilitian budaya, politik dan juga karya fiksi. Ayu Sutarto lahir di Pacitan pada tanggal 21 September 1949. Ia menyelesaikan pendidikan dasar hingga SMA di kota kelahirnya, dan menyelesaikan sarjana mudanya di Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM. Sekarang Ayu Sutarto menjadi salah satu pengajar di Fakultas Sastra Unej. Di Jember ia bertempat tinggal di rumah munggil yang sekelilinginya dipenuhi tanaman hias, tepatnya beralamat di Jln. Sumatra VI No. 35 Sumbersari, Jember.

ANALISIS KONTRASTIF DAN ILMU SEMANTIK

PARADIGMA PERGESERAN KAIDAH BAHASA INDONESIA KE DALAM KARAKTER BAHASA ALAY: TINJAUAN ANALISIS
KONTRASTIF DAN ILMU SEMANTIK



Oleh:


MOH. BADRUS SOLICHIN (080210402002)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011


A.DESKRIPSI ANALISIS KONTRASTIF DAN ILMU SEMANTIK

1.Analisis Kontrastif
Tarigan (1990:59) mengatakan bahwa analisis kontrastif adalah kegiatan membandingkan struktur B1 dengan B2 serta langkah-langkah struktur B1 dengan B2, memprediksi kesulitan belajar, dan menyusun bahan pengajaran. Sedangkan menurut Pateda (1989:18) analisis kontrastif merupakan pendekatan dalam pengajaran bahasa yang menggunakan teknik membandingkan antara bahasa ibu (B1) dengan bahasa sasaran (B2) sehingga guru dapat meramalkan kesalahan siswa dan siswa dapat segera menguasai bahasa yang sedang dipelajari.
Dari kedua pengertian analisis kontrastif (anakon) di atas, yang berdasarkan pendapat dua ahli dapatlah ditarik sebuah kesimpulan secara pengertian umum. Bahwa analisis kontrastif menekankan pada pendekatan dalam pengajaran bahasa yang menggunakan teknik perbandingan antara bahasa ibu (B1) dengan bahasa kedua (B2) atau bahasa yang sedang dipelajari. Namun proses perbandingan ini hanya sebatas pada membandingankan unsur kebahasaan yang ada dalam struktur kedua bahasa, baik dari faktor perbedaan gramatikal ataupun leksikalnya ataupun faktor kebahasaan lainnya.
Adapun teori yang mendasari lahirnya anakon yaitu adanya kebiasaan berbahasa (language habit) dan kesalahan berbahasa (language error). Kebiasaan yang terjadi dalam berbahasa ini terjadi adanya kebiasaan peniruan dan penguatan. Kebiasaan peniruan itu terjadi secara spontan tanpa disadari dan sukar dihilangkan, terkecuali kalau lingkungan itu berubah sehingga dari sinilah terjadi adanya penguatan yang tanpa disadari pembelajar bahasa. Perubahan itu mengarah kepada penghilangan stimulus yang membangkitkannya. Walaupun teori pembentukan kebiasaan itu bersifat umum, aplikasinya digunakan juga dalam pengajaran bahasa.

2.Ilmu Semantik
Menurut Abdul Chaer (1995:2-6) semantik adalah ilmu makna, membicarakan makna, bagaimana mula adanya makna sesuatu, bagaiamana perkembangananya, dan mengapa terjadi perubahan makna dalam sejarah bahasa. Atau semantik juga diartikan sebagai ilmu menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia.
Kajian semantik membahas mengenai makna bahasa. Analisis makna dalam hal ini mulai dari suku kata sampai kalimat. Aristoteles juga telah mengungkapkan bahwa makna suku kata sampai kalimat itu dapat dibedakan antara makna yang hadir dari kata itu sendiri secara otonom, serta makna kata yang hadir akibat terjadinya hubungan gramatikal. Hal ini jika dikaitkan dengan pemakai bahasa (masyarakat bahasa), semantik dapat juga diketahui dari perubahan sikap pemakai bahasa yang tercermin dari ujarannya yang mencakup makna yang diutarakan.
Semantik terdapat pula beberapa aspek yang meliputi konsep, tanda, dan lambang yang ada dalam bahasa. Selain aspek tersebut juga ada acuan yang merupakan referensi dari konsep, tanda dan lambang. Sehingga terjadi adanya hubungan antara ketiga aspek tersebut. Pengertian konsep sendiri merupakan gambaran mental dari objek, proses apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Konsep telah muncul dalam otak atau pikiran manusia berdasarkan pengalaman. Sedangkan tanda memiliki arti yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu, baik itu gejala, bukti, pengenal, ataupun petunjuk. Lambang merupakan unsur bahasa yang bersifat arbitrer dan konvensional yang mewakili hubungan objek dan signifikasinya.

B.KARAKTERISTIK BAHASA ALAY

1.Latar Belakang Bahasa Alay
Alay adalah singkatan dari Anak layangan, Alah lebay, Anak Layu, atau Anak keLayapan yang menghubungkannya dengan anak JARPUL (Jarang Pulang). Tapi yang paling populernya adalah anak layangan. Dominannya istilah Alay ini untuk menggambarkan anak yang sok keren, secara fashion, karya (musik) maupun kelakuan secara umum. Konon asal usulnya, alay diartikan "anak kampung", karena anak kampung yang rata-rata berambut merah dan berkulit sawo gelap karena kebanyakan main layangan. Berikut ini pengertian bahasa Alay menurut beberapa ahli (http://lupherblueniz.blogspot.com).
Koentjara Ningrat:
"Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang ingin diakui statusnya di antara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakain, sekaligus meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu masyarakat dunia maya (baca: Pengguna internet sejati,kayak blogger dan kaskuser). Diharapkan Sifat ini segera hilang, jika tidak akan mengganggu masyarakat sekitar.
Selo Soemaridjan:
"Alay adalah perilaku remaja Indonesia, yang membuat dirinya merasa keren, cantik, hebat diantara yang lain. Hal ini bertentangan dengan sifat Rakyat Indonesia yang sopan, santun, dan ramah. Faktor yang menyebabkan bisa melalui media TV (sinetron), dan musisi dengan dandanan seperti itu."

2.Ciri-ciri Pemakai Bahasa Alay
Pemakai bahasa Alay sering diidentifikasikan menjadi narsis, fotogenic, sok gaul, emo, dan lain-lain. Secara garis besar, mungkin karena salah pergaulan, maka yang merupakan ciri-ciri pemakai bahasa Alay dapat diketahui sebagai berikut (http://andriew.blogspot.com).
a)Selalu merasa paling tahu tentang sepedah dan kegiatan bersepedah. Padahal jarang banget, palingan pas ada Event atau ada liputan aja untuk memburu Goodie Bag atau sekedar Narsis.com.
b)Tongkrongannya di pinggir pinggir jalan.
c)Ketika sedang berkumpul, membawa handshet untuk mendengerkan lagu dari handphone sehingga terkesan pamer. Mereka bergaya bertelfon dan ber-SMS. Kondisi terparah adalah suka menunjukkan SMS dari cewek atau cowok kepada temannya agar dibilang pacarnya perhatian.
d)Terkesan ingin 'gaul' mengikuti tren yang sekarang tapi terlalu lebay (contoh: padu-padan pakaian tetapi tidak serasi; baju hijau,celana kotak kotak, sepatu merah, kacamata biru!)
e)Dimana-mana selalu berfoto-foto narsis (entah itu di track sepeda, WC, mobil, kamar, stasiun , angkot, dan lain-lain).
f)Kalau yang berkelamin cewek, setiap hari kerjaannya membahas pacar. (contoh: eh tau ga si A tadi gini loh sama gue hahaha lucu bgt ya?)
g) Buat cowok, tiap hari kerjaannya mencari musuh (ribut) agar dianggap keren.
h) Pada akun Facebook, Friendster ataupun Twitter, bagi yang cewek di album fotonya memajang foto cowok-cowok ganteng. Meskipun tidak kenal, supaya dianggap cantik dan gaul. Untuk yang cowok, majang foto cewek semua walau tidak kenal agar disangka cowok ganteng.
i)Nama profil di jejaring social, menggunakan nama dengan mengagung-agungkan dirinya sendiri. (Contoh: pRinceSs cuTez,sHa luccU, cAntieqq, dan lain-lain).







3.Contoh Kosa Kata Bahasa Alay
Bentuk kosa kata bahasa Alay sekarang sudah menjadi bahasa sehari-hari anak muda. Banyaknya kosakata bahasa Alay hingga terkumpulkan dalam kamus bahasa Alay. Kosa kata bahasa Alay ini memang menjadi fenomena, sering kita temui dari SMS, status jejaring sosial seperti Facebook ataupun Twitter.
Berikut ini contoh beberapa kosa kata bahasa Alay:


Aku : Akyu, Akuwh, Akku, q.
Anak : Nax, Anx, Naq
Apa : Pa, PPa (PPa ???)
Baru : Ru
Belum : Lom, Lum
Boleh : Leh
Buat : Wat, Wad
Cakep : Ckepp
Cewek : Cwekz
Cowok : Cwokz
Cuekin : Cuxin
Curhat : Cvrht
Halo : Alow
Ini : Iniyh, Nc
Kakak : Kakagg
Kalau : Kaluw, Klw, Low
Kalian : Klianz
Kamu : Kamuh, Kamyu, Qmu, Kamuwh
Karena/Soalnya : Coz, Cz
Kenal : Nal
Keren : Krenz, Krent
Kurang : Krang, Krank (Crank?)
Lagi : Ghiy, Ghiey, Gi
Lucu : Luthu, Uchul, Luchuw
Lupa : Lupz
Maaf : Mu’uv, Muupz, Muuv
Main : Men
Makan : Mumz, Mamz
Manis : Maniezt, Manies
Masuk : Suk, Mzuk, Mzug, Mzugg
Mengeluh : Hufft
Paling : Plink, P’ling
Pasti : Pzt
Punya : Pya, P’y
Rumah : Humz, Hozz
Salam : Lam
Sayang : Saiank, Saiang
Sempat : S4
Setiap : Styp
Siapa : Sppa, Cppa, Cpa, Spa
Telepon : Tilp
Tempat : T4
Terus : Rus, Tyuz, Tyz
Tiap : Tyap
Ya/Iya : Yupz, Ia, Iupz






C.PARADIGMA PERGESERAN KAIDAH BAHASA INDONESIA KE DALAM KARAKTER BAHASA ALAY : TINJAUAN ANALISIS KONTRASTIF DAN ILMU SEMANTIK


1.Paradigma Pergeseran Kaidah Bahasa Indonesia ke dalam Karakter Bahasa Alay : Tinjauan Analisis Kontrastif
Paradigma pergeseran bahasa menunjukkan adanya suatu bahasa yang benar-benar ditinggalkan oleh komunitas penuturnya. Hal ini berarti bahwa ketika pergeseran bahasa terjadi, anggota suatu komunitas bahasa secara kolektif lebih memilih menggunakan bahasa baru, daripada bahasa lama yang secara fungsional biasa dipakai sebagai sebagai bahasa nasional. Sebaliknya, dalam pemertahan bahasa para penutur suatu komunitas bahasa secara kolektif memutuskan untuk terus menggunakan bahasa yang mereka miliki atau yang secara tradisional biasanya digunakan.
Gejala-gejala yang menunjukkan terjadinya pergeseran dan pemertahan bahasa pun dapat diamati. Misalnya, ketika ada gejala yang menunjukkan bahwa penutur suatu komunitas bahasa mulai memilih menggunakan bahasa baru dalam domain-domain tertentu yang menggantikan bahasa lama, hal ini memberikan sinyal bahwa proses pergeseran bahasa sedang berlangsung. Akan tetapi, apabila komunitas penutur bahasanya monolingual dan secara kolektif tidak menggunakan bahasa lain, maka dengan jelas ini berarti bahwa komunitas bahasa tersebut mempertahankan pola penggunaan bahasanya.
Seperti halnya bahasa Indonesia, yang dikenal masyarakat Indonesia sebagai bahasa nasional. Dimana bahasa Indonesia memiliki kaidah tersendiri yang berbeda dengan bahasa daerah ataupun bahasa slank (gaul). Kaidah bahasa Indonesia sendiri menjadi pegangan keutuhan dinamikan bahasa Indonesia. Sehingga jika ada perkembangan bahasa slank yang terjadi seperti di jaman sekarang ini merupakan suatu gejala bahasa yang sudah harap dimaklumi. Karena pastinya bahasa slank yang muncul memiliki tempat atau komunitas tersendiri yang nantinya tidak akan merusak kaidah bahasa nasional yang seharusnya dijunjung tinggi. Seperti halnya keberadaan bahasa Alay yang digemari generasi muda Indonesia sekarang ini.
Di kalangan pendidikan di negara ini, hendaknya tidak perlu gelisah berlebihan menganggap perkembangan bahasa Alay dapat merusak Bahasa Indonesia. Bahasa alay yang banyak digunakan oleh generasi muda Indonesia hanya mempunyai syarat mengancam dan merusak bahasa Indonesia apabila digunakan pada media yang tidak pada tempatnya. Bahasa kawula muda itu akan mengancam Bahasa Indonesia jika digunakan pada forum resmi seperti seminar, perguruan tinggi, sekolah atau dalam tata cara surat menyurat resmi di perkantoran.
Tapi, jika hanya diigunakan sebagai bahasa pergaulan di media baru yang memilih cara interaksi baru seperti SMS, jejaring sosial facebook atau twitter, tak ada alasan untuk mengkhawatirkan bahasa Alay. Bahasa gaul itu hanya berinteraksi pada tempatnya. Oleh karena itu, tidak perlu mengambil langkah berlebihan dalam melindungi kaidah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia justru akan teruji dan berkembang sesuai jamannya, dengan adanya berbagai variasi bahasa di sekitarnya.

2.Mengkaji Karakteristik Bahasa Alay dari Segi Ilmu Semantik
Bahasa yang telah digunakan orang telah membuka cara baru tentang bagaimana menggunakan bahasa dalam berkomunikasi dengan orang lain. Dan hal inilah harus mampu disadari secara bersama oleh kalangan pengguna bahasa. Misalkan saja cara baru menggunakan bahasa di kalangan anak muda yang menggunakan bahasa Alay, pastinya mereka memiliki tujuan tersendiri untuk menggunakan bahasa tersebut sebagai sarana komunikasi di kalangan mereka yang mampu menunjukkan karakteristik menarik. Sehingga kalangan pemakai bahasa Alay ini mampu menunjukkan identitas diri untuk eksis atau bersaing dengan bahasa induk, seperti bahasa Indonesia ataupun daerah. Mereka pemakai bahasa Alay menggunakan bahasanya bukan dalam laporan ilmiah atau pidato resmi. Mereka berbahasa Alay hanya dalam ruang-ruang bahasa yang sifatnya lebih santai seperti di situs jejaring sosial, obrolan pribadi, dan pesan singkat.
Di dalam ilmu semantik pemakai bahasa dapat menunjukkan identitas bahasanya dapat diketahui dari perubahan sikap pemakai bahasa yang tercermin dari ujaran yang mencakup makna yang telah diutarakan. Sehingga kajian ilmu semantik membagi ke dalam beberapa aspek yang meliputi konsep, tanda, dan lambang yang ada dalam bahasa. Jika meninjau pemakaian bahasa Alay oleh kalangan muda bangsa Indonesia ini, konsep dari bahasa Alay sendiri merupakan gambaran mental dari objek, proses apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Sedangkan konsep dari yang diciptakan pemakai bahasa Alay, dapat dipahami keberadaannya telah muncul dalam otak atau pikiran pemakai kalangan anak muda yang berdasarkan pengalaman atau pola hidup yang mereka ciptakan. Sedangkan tanda yang terdapat dalam bahasa Alay, memiliki arti yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu, baik itu gejala, bukti, pengenal, ataupun petunjuk dimana mereka mampu eksis di lingkungan bahasa induk yang sudah ada.
Para pemakai bahasa Alay yang menulis atau menggunakan cara ejaan Alay, pastinya mereka juga berpikir apa yang dihasilkannya merupakan hasil dari proses kreatif dari pengembangan bahasa yang sudah ada. Dan gaya ejaan itu menunjukkan kompetensi penuh atas ortografi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Gaya ejaan alay bekerja pada tataran linguistik bahasa. Jika menelaah lebih lanjut dari bentuk kosa kata bahasa Alay yang ada pada contoh di atas: bukankah gaya ejaan itu menggunakan anasir-anasir serupa homofon, atau bahkan semiotika yang berdasarkan kesatuan semantik? Gaya ejaan Alay memperlakukan abjad (lambang), tanda baca (tanda), dan bilangan sebagai simbol yang memanifestasikan bunyi atau huruf tertentu sehingga dapat menikmati kekreatifan linguistik semacam itu.




DAFTAR RUJUKAN



Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahsa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Pateda, Mansur.1989. Analisis Kesalahan. Ende: Nusa Indah.

Tarigan, H.G., dan Djago Tarigan. 1990. Pengajaran Analisis Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa Bandung.

Sumber On Line:
http://andriew.blogspot.com/2011/02/tinjauan-sosiolinguistik-bahasa-alay.html.

http://lupherblueniz.blogspot.com/2010/03/definisi-alay-menurut-para-ahli-kamus.html.

http://pribadiuntuksemua.blogspot.com/2010/11/anakon.html

ANALISIS BUKU TEKS SEKOLAH: AKTIF DAN KREATIF BERBAHASA INDONESIA KELAS X SMA/MA, SEMESTER 1 (BSE)

ANALISIS BUKU TEKS SEKOLAH:

AKTIF DAN KREATIF BERBAHASA INDONESIA
KELAS X SMA/MA, SEMESTER 1 (BSE)



OLEH
ANGGOTA KELOMPOK:

1.MOH. BADRUS SOLICHIN (080210402002)
2.EKA RAHAYU NINGSIH (080210402010)
3.FERRY GUNAWAN (080210402027)
4.ARINI SUSANA (080210402031)
5.INDRI (080210402042)
6.SEPTIA DWI INDRASARI (080210402046)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011










a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 1 poin A sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan mampu berbicara atau menceritakan pengalaman pribadi.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi sudah sesuai
Di dalam materi pelajaran tertera materi tentang bagaimana siswa pada saat menceritakan pengalaman dapat menggunakan berbagai macam ekspresi wajah dan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat menyampaikan pengalaman kepada orang lain. Hal ini menandakan adanya kesesuaian dengan isi tujuan pembelajaran yang ada.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin A tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan berbicara, sedangkan pada uji materi adanya perintah untuk siswa menceritakan pengalaman yang pernah dialami. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.

d)Tema dengan bacaan sudah sesuai
Tema pelajaran 1 adalah kreativitas, jika dikaitkan dengan teks bacaan yang berisi menceritakan pengalaman pribadi Priska Anggraeni menandakan sudah adanya kesesuaian di antara keduannya.

e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin A ini sudah mencukupi jika dikaitkan dengan KD yang ada. Kelengakapan itu nampak adanya pembahasan bagaimana siswa pada saat menceritakan pengalaman dapat menggunakan berbagai macam ekspresi wajah dan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat menyampaikan pengalaman kepada orang lain. Serta adanya teks bacaan yang mendukung.










a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 1 poin B sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan mampu menuliskan dan menceritakan pengalaman dengan menggunakan urutan waktu dan tempat kejadian.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi sudah sesuai
Di dalam materi pelajaran tertera materi tentang pengertian karangan naratif, langkah-langkah penulisan karangan naratif, contoh kerangka karangan. Hal ini menandakan adanya kesesuaian dengan isi tujuan pembelajaran yang ada.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin B tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan menulis, sedangkan pada uji materi adanya perintah untuk siswa agar menuliskan karangan naratif berdasarkan situasi yang sudah ditentukan. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.

d)Tema dengan bacaan sudah sesuai
Tema pelajaran 1 adalah kreativitas, jika dikaitkan dengan teks bacaan yang berjudul ''Susur Sungai Cikapundung'' KMPA–PSIK: Rekreasi Sekaligus Pembelajaran menandakan sudah adanya kesesuaian di antara keduannya.
e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin B ini sudah mencukupi jika dikaitkan dengan KD yang ada. Kelengakapan itu nampak adanya pembahasan pengertian karangan naratif, langkah-langkah penulisan karangan naratif, contoh kerangka karangan. Serta adanya teks bacaan yang mendukung.










a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 1 poin C sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan mampu membacakan puisi.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi sudah sesuai
Di dalam materi pelajaran tertera materi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan siswa ketika membacakan puisi dan materi bagaimanakah cara mendeklamasikan puisi yang baik. Hal ini menandakan adanya kesesuaian dengan isi tujuan pembelajaran yang ada.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin C tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan membaca, sedangkan pada uji materi adanya perintah untuk siswa membacakan puisi dengan baik. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.



d)Tema dengan bacaan sudah sesuai
Tema pelajaran 1 adalah kreativitas, jika dikaitkan dengan teks bacaan yang berupa teks puisi yang berjudul Pada Suatu Hari Nanti menandakan sudah adanya kesesuaian di antara keduannya.

e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin C ini sudah mencukupi jika dikaitkan dengan KD yang ada. Kelengakapan itu nampak adanya pembahasan hal-hal yang perlu diperhatikan siswa ketika membacakan puisi dan materi bagaimanakah cara mendeklamasikan puisi yang baik. Serta adanya teks bacaan yang mendukung.











a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 2 poin A sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan mampu memperkenalkan diri dan diharapkan kemampuan berkomunikasi siswa pun akan bertambah.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi sudah sesuai
Di dalam materi pelajaran tertera materi tentang bagaimana memperkenalkan diri di forum-forum resmi serta pentingnya pencantuman daftar riwayat hidup di dalam kegiatan memperkenalkan diri. Hal ini menandakan adanya kesesuaian dengan isi tujuan pembelajaran yang ada.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin A tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan berbicara, sedangkan pada uji materi adanya perintah untuk siswa membentuk diskusi serta memperkenalkan moderator dan narasumber di dalam forum resmi diikuti penyebutan daftar riwayat hidup. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.

d)Tema dengan bacaan sudah sesuai
Tema pelajaran 2 adalah lingkungan, jika dikaitkan dengan teks bacaan yang berisi contoh pembicaraan yang diucapkan oleh seorang moderator dan contoh cara memperkenalkan orang lain dalam diskusi yang peserta dan pembicaranya lebih umum menandakan sudah adanya kesesuaian di antara keduannya.

e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin A ini sudah mencukupi jika dikaitkan dengan KD yang ada. Kelengakapan itu nampak adanya pembahasan bagaimana memperkenalkan diri di forum-forum resmi serta pentingnya pencantuman daftar riwayat hidup di dalam kegiatan memperkenalkan diri. Serta adanya teks bacaan yang mendukung.








a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 2 poin B sudah sesuai, karena di dalam tujuan pelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan melalui membaca cepat siswa dapat menemukan ide pokok dalam sebuah teks.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi tidak sesuai
Di dalam materi pelajaran hanya tertera materi tentang teknik membaca cepat serta langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengukur kecepatan membaca. Seharusnya pada materi tersebut juga tercantum materi tentang bagaimana menemukan ide pokok melalui membaca cepat.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin B tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan membaca, sedangkan pada uji materi adanya perintah untuk membaca cepat dengan memperhatikan teknik membaca cepat yang baik dan memperhatikan waktu memulainya membaca sampai berakhirnya membaca. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.


d)Tema dengan bacaan sudah sesuai
Tema pelajaran 2 adalah lingkungan, jika dikaitkan dengan teks bacaan yang berjudul Pencemaran Sungai jadi Ancaman menandakan sudah adanya kesesuaian di antara keduannya.

e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin B ini tidak lengkap. Karena hanya terdapat materi tentang teknik membaca cepat serta langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengukur kecepatan membaca. Sedangkan materi tentang bagaimana menemukan ide pokok melalui membaca cepat tidak ada.











a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 2 poin C sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan mampu menulis puisi.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi tidak sesuai
Di dalam materi pelajaran hanya tertera materi tentang jenis-jenis puisi dan unsur intrinsik puisi. Padahal seharusnya terdapat pembahasan materi tentang teknik-teknik penulisan puisi.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin C tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan menulis, sedangkan pada uji materi adanya perintah untuk siswa menuliskan sebuah puisi dengan tema bebas. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.

d)Tema dengan bacaan sudah sesuai
Tema pelajaran 2 adalah lingkungan, jika dikaitkan dengan teks bacaan yang berupa teks puisi karya Sapardi Djoko D menandakan sudah adanya kesesuaian di antara keduannya.

e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin C ini tidak lengkap. Yaitu tidak terdapatnya materi tentang teknik-teknik penulisan puisi.










a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 3 poin A sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan mampu mendiskusikan suatu permasalahan sehingga bermanfaat untuk mengasah daya nalar dan kemampuan berargumen.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi sudah sesuai
Di dalam materi pelajaran tertera materi tentang manfaat kegiatan mendiskusikan masalah terkait kemampuan mengasah daya nalar dan berargumen. Hal ini menandakan adanya kesesuaian dengan isi tujuan pembelajaran yang ada.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin A tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan berbicara, sedangkan pada uji materi adanya perintah untuk siswa membaca dua teks bacaan kemudian didiskusikan dengan teman-teman serta mampu menemukan kosa kata yang dirasa sulit dipahami. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.

d)Tema dengan bacaan sudah sesuai
Tema pelajaran 3 adalah kesehatan, jika dikaitkan dengan teks bacaan yang ada menandakan sudah adanya kesesuaian di antara keduannya.

e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin A ini sudah mencukupi jika dikaitkan dengan KD yang ada. Kelengakapan itu nampak adanya pembahasan materi manfaat kegiatan mendiskusikan masalah terkait kemampuan mengasah daya nalar dan berargumen i. Serta adanya teks bacaan yang mendukung.










a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 3 poin B sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan pada siswa diharapkan mampu menuliskan dan mengembangkan paragraf ke dalam karangan ekspositoris.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi sudah sesuai
Di dalam materi pelajaran tertera materi tentang pengertian karangan ekspositoris, tujuan pembelajaran karangan ekspositoris dan kerangka karangan. Hal ini menandakan adanya kesesuaian dengan isi tujuan pelajaran yang ada.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin B tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan menulis, sedangkan pada uji materi adanya perintah untuk siswa menulis karangan ekspositoris dengan tema kesehatan. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.

d)Tema dengan bacaan sudah sesuai
Tema pelajaran 3 adalah kesehatan, jika dikaitkan dengan teks bacaan yang ada menandakan sudah adanya kesesuaian di antara keduannya.


e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin B ini sudah lengkap dan sesuai dengan tujuan pelajaran yang ada.










a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 3 poin C sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan mampu mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi sudah sesuai
Di dalam materi pelajaran tertera materi tentang bagaimana mengidentifikasi karya sastra beserta unsur intrinsik dan ekstrinsiknya.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin C tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan menyimak, sedangkan pada uji materi adanya perintah untuk siswa mendengarkan rekaman isi novel. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.

d)Tema dengan bacaan sudah sesuai
Tema pelajaran 3 adalah kesehatan, jika dikaitkan dengan teks bacaan yang berupa novel yang berujudul Tarian Bumi keduannya tidak memiliki kesesuaian. Karena tema novel tersebut adalah budaya.

e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin C ini lengkap. Yaitu materi tentang mengidentifikasi karya sastra beserta unsur intrinsik dan ekstrinsiknya.










a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 4 poin A sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan mampu mengemukakan hal-hal menarik dan mengesankan dalam cerita pendek.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi sudah sesuai
Di dalam materi pelajaran tertera materi tentang jenis-jenis cerpen dan hal-hal menarik yang terkait dalam isi cerpen. Hal ini menandakan adanya kesesuaian dengan isi tujuan pembelajaran yang ada.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin A tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan berbicara, sedangkan pada uji materi adanya perintah untuk siswa membaca cerpen terlebih dahulu kemudian menungkapkan pendapat sesuai dengan hal-hal yang menarik dalam cerpen. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.

d)Tema dengan bacaan tidak sesuai
Tema pelajaran 4 adalah kegiatan, jika dikaitkan dengan teks bacaan yang berupa cerpen yang berjudul Shalawat Badar karya Ahmad Tohari menandakan tidak adanya kesesuaian di antara keduannya. Karena pada cerpen tersebut bertema peristiwa.



e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin A ini lengkap. Tentang jenis-jenis cerpen dan hal-hal menarik yang terkait dalam isi cerpen.








a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 4 poin B sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan mampu menganalisis unsur intrinsik cerpen.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi sudah sesuai
Di dalam materi pelajaran tertera materi tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen. Hal ini menandakan adanya kesesuaian dengan isi tujuan pembelajaran yang ada.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin B tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan apresiasi sastra, sedangkan pada uji materi adanya perintah untuk membaca cerpen, kemudian menulis hal-hal penting yang terkait dengan unsur intrinsik. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.

d)Tema dengan bacaan sudah sesuai
Tema pelajaran 4 adalah kegiatan, jika dikaitkan dengan teks cerpen yang ada sudah sesuai dengan tema kegiatan.

e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin B ini lengkap. Sudah terdapatnya pembahasan unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen.








a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 4 poin C sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan mampu menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik namun sebelumnya siswa akan melakukan proses menyimak terlebih dahulu.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi tidak sesuai
Di dalam materi pelajaran hanya tertera materi tentang tahapan-tahapan menyimak informasi, sedangkan materi tentang tahapan menanggapi berita tidak ada.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin C tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan berbicara, sedangkan pada uji materi adanya perintah kepada siswa untuk mendengarkan bacaan yang dibacakan kemudian menanggapi permasalahan terkait pada isi berita. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.

d)Tema dengan bacaan sudah sesuai
Tema pelajaran 4 adalah kegiatan, jika dikaitkan dengan kedua teks bacaan yang ada sudah sesuai. Pada bacaan Ratusan Warga Pesisir Selatan Butuh Bantuan bertema dengan kegiatan sosial.




e)Kelengkapan materi
Pada pelajaran 4 poin C ini materi yang ada tidaklah memiliki kelengkapan materi. Yang ada hanya materi tahapan-tahapan menyimak informasi, sedangkan materi tentang tahapan menanggapi berita tidak ada.











a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 5 poin A sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan mampu menemukan nilai-nilai dalam sebuah cerita pendek dengan harapan daya apresiasi siswa terasah.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi sudah sesuai
Di dalam materi pelajaran tertera materi tentang pengertian nilai moral beserta wujud dari nilai moral yang ada di dalam cerpen. Hal ini menandakan adanya kesesuaian dengan isi tujuan pembelajaran yang ada.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin A tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan apresiasi sastra, sedangkan pada uji materi adanya perintah untuk siswa membaca cerpen yang ada kemudian siswa disuruh mencari nilai moral yang ada dalam cerpen. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.

d)Tema dengan bacaan sudah sesuai
Tema pelajaran 5 adalah kehidupan sosial, jika dikaitkan dengan teks bacaan yang berupa cerpen yang berjudul Parmin karya Jujur Prananto menandakan sudah adanya kesesuaian di antara keduannya.



e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin A ini sudah mencukupi jika dikaitkan dengan KD yang ada. Kelengkapan itu nampak adanya pembahasan pengertian nilai moral beserta wujud dari nilai moral yang ada di dalam cerpen. Serta adanya teks bacaan yang mendukung.








a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 5 poin B sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan mampu mendalami unsur-unsur suatu puisi yang dibacakan; memahami struktur dan kata dalam puisi.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi sudah sesuai
Di dalam materi pelajaran tertera materi tentang bangun sruktur puisi serta bentuk dan isi, kata dalam puisi. Hal ini menandakan adanya kesesuaian dengan isi tujuan pembelajaran yang ada.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin B tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan menyimak, sedangkan pada uji materi adanya perintah untuk siswa menyimak puisi yang dibacakan, serta menutup buku dan menghayati puisi yang didengarkan dengan baik. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.

d)Tema dengan bacaan tidak sesuai
Tema pelajaran 5 adalah kehidupan sosial, jika dikaitkan dengan teks bacaan yang berupa bait puisi yang berjudul Salju menandakan ketidakadanya kesesuaian di antara keduannya. Karena tema puisi yang ada seharusnya berkaitan dengan kehidupan sosial, sedangkan pada puisi yang berjudul Salju tersebut bertemakan lingkungan.

e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin B ini sudah mencukupi jika dikaitkan dengan KD yang ada. Kelengakapan itu nampak adanya pembahasan bangun sruktur puisi serta bentuk dan isi, kata dalam puisi.









a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 5 poin C sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan mampu membaca sebuah teks tanpa pengulangan, mengingat kembali isi bacaan, lalu merinci hal-hal pokok dalam bacaan.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi sudah sesuai
Di dalam materi pelajaran tertera materi tentang hakikat membaca ekstensif serta bagaimana cara mengidentifikasi dari hasil membaca ekstensif pada siswa dan juga terdapat bagaimana menelaah fakta dan opini dalam naskah bacaan. Hal ini menandakan adanya kesesuaian dengan isi tujuan pembelajaran yang ada.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin C tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan membaca, sedangkan pada uji materi adanya perintah kepada siswa untuk membaca dua teks bacaan yang berbeda dengan seksama, kemudian siswa disuruh menjawab beberapa pertanyaan yang terkait dengan isi kedua bacaan tersebut. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.
d)Tema dengan bacaan tidak sesuai
Tema pelajaran 5 adalah kehidupan sosial, jika dikaitkan dengan kedua teks bacaan yang ada tidak adanya keterkaitan tema. Kedua bacaan yang berjudul Mari Merawat Mata dan Tips Tidur Sehat menandakan ketidakadanya kesesuaian di antara keduannya. Karena kedua bacaan tersebut bertema kesehatan.

e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin C ini sudah mencukupi jika dikaitkan dengan KD yang ada. Kelengakapan itu nampak adanya pembahasan hakikat membaca ekstensif serta bagaimana cara mengidentifikasi dari hasil membaca ekstensif pada siswa dan juga terdapat bagaimana menelaah fakta dan opini dalam naskah bacaan.










a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 6 poin A sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan mampu mengungkapkan isi puisi setelah mengapresiasi karya sastra yang ada.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi sudah sesuai
Di dalam materi pelajaran tertera materi tentang unsur dasar dalam menganalisis puisi dan tahap kegiatan dalam analisis makna puisi. Hal ini menandakan adanya kesesuaian dengan isi tujuan pembelajaran yang ada.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi tidak sesuai
Pada poin A tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan berbicara, sedangkan pada uji materi adanya perintah untuk siswa membaca puisi. Hal ini menandakan adanya ketidaksesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.

d)Tema dengan bacaan sudah sesuai
Tema pelajaran 6 adalah alam sekitar, jika dikaitkan dengan teks bacaan yang berupa puisi yang berjudul Salju karya Wing Kardjo menandakan sudah adanya kesesuaian di antara keduannya.




e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin A ini sudah lengkap. Kelengkapan itu nampak adanya pembahasan materi unsur dasar dalam menganalisis puisi dan tahap kegiatan dalam analisis makna puisi.









a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 6 poin B sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan mampu menulis puisi lama.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi sudah sesuai
Di dalam materi pelajaran tertera materi tentang ciri-ciri puisi lama, macam-macam puisi lama beserta pengertian dan ciri-cirinya. Hal ini menandakan adanya kesesuaian dengan isi tujuan pembelajaran yang ada.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin B tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan menulis, sedangkan pada uji materi adanya perintah untuk siswa membentuk kelompok dan kemudian menuliskan jenis salah satu puisi lama. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.

d)Tema dengan bacaan sudah sesuai
Tema pelajaran 6 adalah alam sekitar, jika dikaitkan dengan teks bacaan yang ada sudah sesuai.


e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin B ini sudah lengkap. Adanya materi tentang ciri-ciri puisi lama, macam-macam puisi lama beserta pengertian dan ciri-cirinya.








a)KD dengan tujuan pembelajaran sudah sesuai
Kompetensi dasar dan tujuan yang tertulis pada pelajaran 6 poin C sudah sesuai, karena di dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari KD sudah menunjukkan kalau siswa diharapkan mampu menulis sebuah paragraf deskriptif melalui observasi atau pengamatan terlebih dahulu.

b)Tujuan pembelajaran dengan materi sudah sesuai
Di dalam materi pelajaran tertera materi tentang pengertian paragraf deskriptif serta hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan paragraf deskriptif. Hal ini menandakan adanya kesesuaian dengan isi tujuan pembelajaran yang ada.

c)Keterampilan bahasa dengan uji materi sudah sesuai
Pada poin C tertera adanya keterampilan yang ingin dicapai adalah keterampilan menulis, sedangkan pada uji materi adanya perintah kepada siswa untuk membuat kerangka karangan deskriptif kemudian menuliskan dengan tema alam sekitar. Hal ini menandakan adanya kesesuaian antara keterampilan bahasa dengan uji materi.

d)Tema dengan bacaan sudah sesuai
Tema pelajaran 6 adalah alam sekitar, jika dikaitkan dengan teks bacaan yang berjudul Kekayaan Hutan Mangrove di Papua menandakan sudah adanya kesesuaian di antara keduannya.


e)Kelengkapan materi
Kelengkapan materi pelajaran pada poin A ini sudah lengkap. Yaitu tentang pengertian paragraf deskriptif serta hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan paragraf deskriptif.